Senin, 12 Januari 2015

contoh ikhtisar buku

TUGAS
IKHTISAR BUKU

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia
 













oleh :
HALIMAH TUSHOLIHAH

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2014


 “KEPERAWATAN JIWA”
v  Identitas Buku

-          Judul Buku                      : Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa
-          Pengarang                       : Ermawati Dalami, S.Kp
-          Penerbit                           : Trans Info Media, Jakarta
-          Tahun Terbit                   : 2010
-          Tebal Halaman               : 0.6 cm
-          Jumlah Halaman                        : x + 133 halaman
-          Ukuran Buku                  : 14 x 21 cm

v  Ringkasan
Keperawatan jiwa merupakan suatu bidang spesialis praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Pada awalnya sebelum tahun 1860 praktik keperawatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa dilakukan dengan cara “custodial care” . Berdasarkan undang-undang No. 3 Tahun 1966 tentang kesehatan jiwa terjadi “modernisasi” karena upaya kesehatan jiwa dilaksanakan secara komprehensif.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional yang didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-soasial yang maladaptif yang disebabkan oleh ganguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan masalah kesehatan jiwa klien. Prinsip keperawatan jiwa berlandasan paradigma dapat ditinjau dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan keperawatan. Aspek peran perawat kesehatan jiwa meliputi pelaksanaan asuhan keperawatan, pelaksanaan pendidikan kepeawatan, pengelola keperawatan, dan pelaksana peneliti. Berdasarkan fungsi perawat dapat dicapai melalui aktifitas perawat psikiatri yaitu memberikan lingkungan terapeutik, bekerja untuk mengatasi maslah klien “here & now”, sebagai peran model, memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien, memberikan pedidikan kesehatan, seabgai perantara sosial, kolaborasi dengan tim lain, memimpin dan membantu tenaga perawatan, dan menggunakan sumber dimasyarakat.
Komunikasi terapeutik adalah suatu bentuk komunikasi yang direncanakan secara sadar untuk membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Beberapa teknik komunikasi yang perlu dikuasai dan digunakan oleh perawat, diantaranya diam, mendengarkan, pertanyaan terbuka, mengulang, dan klarifikasi. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik ada 5 aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek fisik, aspek intelektual, aspek sosial, aspek emosional, dan aspek spiritual. Lingkungan yang terapetik mempunyai beberapa karakteristik umum yaitu terdiri dari ditribusi kekuatan, komunikasi terbuka, struktur interaksi, aktifitas kekuatan, dan partisipasi keluarga dan masyarakat. Peran perawat dalam lingkungan terapeutik harus memenuhi kebutuhan pasien atas dasar identifikasi masalah, baik kebutuhan fisik maupun emosional.
Stress adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Seperti dikatakan oleh salah seorang ilmuwan “stess” disamping menjadi stress dan hasil dari stress juga merupakan penyebab stress itu sendiri. Stress adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Stress dalam konsep biologis “... keadaan yang dimanefastikan oleh sindrom khusus yang terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak spesifik dalam sistem biologi” (Selye, 1976). Selye membagi reaksi umum tubuh terhadap stress dalam tiga tahap yaitu reaksi waspada, reaksi melawan, dan reaksi kelelahan.
Konseptual model dalam praktik asuhan keperawatan kesehatan mental psikiatri adalah: model psikoanalisa; model medikal: model keperawatan; model interpersonal; model sosial; model komunikasi; model eksistensi; dan model perilaku.
Perkembangan merupakan perubahan psikologis atau mental yang dialami individu dalam proses menjadi dewasa. Teori perkembangan freud mengatakan bahawa perkembangan kepribadian seseorang dapat mengalami gangguan. Fase-fase perkembangan individu didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido adalah energi psikis yang bersifat seksual dan sudah ada sejak bayi. Intervensi keperawatan terhadap masalah psikososial diantaranya: memenuhi kebutuhan pada setiap tahap perkembangan; orang tua dapat membantu rasa percaya diri yang bermakna bagi bayi dan yang paling dekat; memberi kesempatan kepada anak dalam mencoba merealisasikan keterampilannya seperti memakai baju sendiri; orang tua atau lingkungan harus memberi kesempatan kepada anak untuk menylurkan inisiatif; orang tua dan gru harus menjadi figur dewasa yang saling melengkapi yang dapat memberikan penghargaan terhadap hasil karya dan usaha bagi seorang anak; orang tua harus mempunyai sikap yang terbuka mengembangkan komunikasi akrab; dan orang tua perlu meberikan pengarahan terutama dalam memilih teman sebaya dan identifikasi idola secara demokrasi.
Hubungan terapeutik antara perawat-klien adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang teurapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987, h.103). Dalam prosesnya perawat membina hubungan sesuai tingkat perkembangan klien. Proses hubungan Perawat-Klien dapat dibagi dalam 4 fase yaitu fase-interaksi; fase perkebangan; fase kerja; dan fase terminasi (Stuart dan Sundeen, 1987, h. 104). Setiap fase dilandasi dengan serangkaian tugas yang perlu diselesaikan.
Peningkatan dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa intervensi kedalam upaya pelayanan kesehatan jiwa dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa meliputi tiga area aktifitas pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pendidikan kesehatan jiwa kepada keluarga ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan jiwa yang optimal bagi individu dan seluruh anggota keluarga dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, bermain peran,sehinnga keluarga mempunyai kemampuan dalam mengatasi masalah, dapat mencegah terjadinya perilaku maladaptif, menanggulangi perilaku maladaptif dan memulihkan perilaku adaptif. Evaluasi hasil pendidikan kesehatan dan proses belajar dilakukan selama proses belajar dan pada akhir proses belajar. Cara evaluasi dengan mengajukan pertanyaan lisan dan peragaan tindakan.
Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawata dengan klien, keluarga dan atau masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Ccarpenito, 1989 dikutip oleh Keliat, 1991). Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klein sehingga mutu pelayanan keperawatan optimal. Proses keperawatan memiliki ciri dinamis, siklik, saling bertgantung, luwes, dan terbuka. Proses keperawatan jiwa  berawal dari pengkajian, diagnosa, rencana tindakan keperawatan, dan evaluasi tidakan keperawatan.

Terapi modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan baik di institusi pelayanan maupun dimasyarakat, yang bermanfaat bagi keswa dan berdampak terapeutik. Lingkup terapi modalitas yaitu: terapi lingkungan; terapi keluarga; terapi modifikasi perilaku; terapi rehabilitas, okupasi therapi; psikoanalisa psikoterapi; terapi psikodrama; dan terapi aktifitas kelompok.