TUGAS
IKHTISAR
BUKU
diajukan untuk memenuhi salah satu
tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia
oleh :
HALIMAH
TUSHOLIHAH
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2014
“KEPERAWATAN JIWA”
v Identitas Buku
-
Judul
Buku : Konsep Dasar
Keperawatan Kesehatan Jiwa
-
Pengarang : Ermawati Dalami, S.Kp
-
Penerbit : Trans Info Media,
Jakarta
-
Tahun
Terbit : 2010
-
Tebal
Halaman : 0.6 cm
-
Jumlah
Halaman : x + 133
halaman
-
Ukuran
Buku : 14 x 21 cm
v Ringkasan
Keperawatan
jiwa merupakan suatu bidang spesialis praktik keperawatan yang menerapkan teori
perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik
sebagai kiatnya. Pada awalnya sebelum tahun 1860 praktik keperawatan jiwa di
Rumah Sakit Jiwa dilakukan dengan cara “custodial
care” . Berdasarkan undang-undang No. 3 Tahun 1966 tentang kesehatan jiwa
terjadi “modernisasi” karena upaya kesehatan jiwa dilaksanakan secara
komprehensif.
Keperawatan
jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional yang didasarkan pada ilmu
perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respons psiko-soasial yang maladaptif yang disebabkan oleh ganguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa melalui pendekatan
proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan, dan memulihkan
masalah kesehatan jiwa klien. Prinsip keperawatan jiwa berlandasan paradigma
dapat ditinjau dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Aspek peran perawat kesehatan jiwa meliputi pelaksanaan asuhan
keperawatan, pelaksanaan pendidikan kepeawatan, pengelola keperawatan, dan
pelaksana peneliti. Berdasarkan fungsi perawat dapat dicapai melalui aktifitas
perawat psikiatri yaitu memberikan lingkungan terapeutik, bekerja untuk
mengatasi maslah klien “here & now”, sebagai peran model, memperhatikan
aspek fisik dari masalah kesehatan klien, memberikan pedidikan kesehatan, seabgai
perantara sosial, kolaborasi dengan tim lain, memimpin dan membantu tenaga
perawatan, dan menggunakan sumber dimasyarakat.
Komunikasi
terapeutik adalah suatu bentuk komunikasi yang direncanakan secara sadar untuk
membantu penyembuhan/pemulihan pasien. Beberapa teknik komunikasi yang perlu
dikuasai dan digunakan oleh perawat, diantaranya diam, mendengarkan, pertanyaan
terbuka, mengulang, dan klarifikasi. Dalam upaya menciptakan lingkungan yang
terapeutik ada 5 aspek yang perlu diperhatikan yaitu aspek fisik, aspek
intelektual, aspek sosial, aspek emosional, dan aspek spiritual. Lingkungan
yang terapetik mempunyai beberapa karakteristik umum yaitu terdiri dari
ditribusi kekuatan, komunikasi terbuka, struktur interaksi, aktifitas kekuatan,
dan partisipasi keluarga dan masyarakat. Peran perawat dalam lingkungan
terapeutik harus memenuhi kebutuhan pasien atas dasar identifikasi masalah,
baik kebutuhan fisik maupun emosional.
Stress
adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Seperti
dikatakan oleh salah seorang ilmuwan “stess”
disamping menjadi stress dan hasil
dari stress juga merupakan penyebab stress itu sendiri. Stress adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap
setiap tuntutan beban atasnya. Stress dalam
konsep biologis “... keadaan yang dimanefastikan oleh sindrom khusus yang
terdiri dari semua perubahan yang penyebabnya tidak spesifik dalam sistem
biologi” (Selye, 1976). Selye membagi reaksi umum tubuh terhadap stress dalam tiga tahap yaitu reaksi
waspada, reaksi melawan, dan reaksi kelelahan.
Konseptual
model dalam praktik asuhan keperawatan kesehatan mental psikiatri adalah: model
psikoanalisa; model medikal: model keperawatan; model interpersonal; model
sosial; model komunikasi; model eksistensi; dan model perilaku.
Perkembangan
merupakan perubahan psikologis atau mental yang dialami individu dalam proses
menjadi dewasa. Teori perkembangan freud mengatakan bahawa perkembangan
kepribadian seseorang dapat mengalami gangguan. Fase-fase perkembangan individu
didorong oleh energi psikis yang disebut libido. Libido adalah energi psikis
yang bersifat seksual dan sudah ada sejak bayi. Intervensi keperawatan terhadap
masalah psikososial diantaranya: memenuhi kebutuhan pada setiap tahap
perkembangan; orang tua dapat membantu rasa percaya diri yang bermakna bagi
bayi dan yang paling dekat; memberi kesempatan kepada anak dalam mencoba
merealisasikan keterampilannya seperti memakai baju sendiri; orang tua atau
lingkungan harus memberi kesempatan kepada anak untuk menylurkan inisiatif;
orang tua dan gru harus menjadi figur dewasa yang saling melengkapi yang dapat memberikan
penghargaan terhadap hasil karya dan usaha bagi seorang anak; orang tua harus
mempunyai sikap yang terbuka mengembangkan komunikasi akrab; dan orang tua
perlu meberikan pengarahan terutama dalam memilih teman sebaya dan identifikasi
idola secara demokrasi.
Hubungan
terapeutik antara perawat-klien adalah hubungan kerja sama yang ditandai dengan
tukar menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan
intim yang teurapeutik (Stuart dan Sundeen, 1987, h.103). Dalam prosesnya
perawat membina hubungan sesuai tingkat perkembangan klien. Proses hubungan
Perawat-Klien dapat dibagi dalam 4 fase yaitu fase-interaksi; fase perkebangan;
fase kerja; dan fase terminasi (Stuart dan Sundeen, 1987, h. 104). Setiap fase
dilandasi dengan serangkaian tugas yang perlu diselesaikan.
Peningkatan
dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa intervensi kedalam upaya pelayanan
kesehatan jiwa dan pencegahan penyakit kesehatan jiwa meliputi tiga area
aktifitas pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier.
Pendidikan
kesehatan jiwa kepada keluarga ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
jiwa yang optimal bagi individu dan seluruh anggota keluarga dengan menggunakan
metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, bermain peran,sehinnga keluarga
mempunyai kemampuan dalam mengatasi masalah, dapat mencegah terjadinya perilaku
maladaptif, menanggulangi perilaku maladaptif dan memulihkan perilaku adaptif.
Evaluasi hasil pendidikan kesehatan dan proses belajar dilakukan selama proses
belajar dan pada akhir proses belajar. Cara evaluasi dengan mengajukan
pertanyaan lisan dan peragaan tindakan.
Pemberian
asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan
kerjasama antara perawata dengan klien, keluarga dan atau masyarakat untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Ccarpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,
1991). Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan dan masalah klein sehingga mutu pelayanan keperawatan optimal.
Proses keperawatan memiliki ciri dinamis, siklik, saling bertgantung, luwes,
dan terbuka. Proses keperawatan jiwa
berawal dari pengkajian, diagnosa, rencana tindakan keperawatan, dan
evaluasi tidakan keperawatan.
Terapi
modalitas adalah suatu kegiatan dalam memberikan Asuhan Keperawatan baik di
institusi pelayanan maupun dimasyarakat, yang bermanfaat bagi keswa dan
berdampak terapeutik. Lingkup terapi modalitas yaitu: terapi lingkungan; terapi
keluarga; terapi modifikasi perilaku; terapi rehabilitas, okupasi therapi;
psikoanalisa psikoterapi; terapi psikodrama; dan terapi aktifitas kelompok.