MAKALAH
HUBUNGAN
PENGETAHUAN UNTUK
PENANGANAN
OSTEOPOROSIS
diajukan
untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester
pada
mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Bapak Nicko Asmara Sukarso, Drs
Disusun Oleh
Halimah
Tusholihah
NPM
1410105126
PROGRAM
STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIK)
SEBELAS APRIL SUMEDANG
2014
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohim
Puji
dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh Swt. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini.
Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, kepada keluarganya, para
sahabatnya hingga kepada umatnya yang istiqomah di jalan Alloh Swt.
Pada prosesnya penulis menyadari bahwa
terdapat kesulitan dan hambatan dalam penyelesaian makalah ini. Namun,
Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan
Pengetahuan Untuk Penanganan Osteoporosis”.
Adapun
maksud pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas ujian akhir semester mata
kuliah Bahasa Indonesia. Dalam penysusnan makalah ini, penulis mendapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankanlah penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1.
Bapak Nicko Asmara Sukarso,Drs selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia:
2.
Bapak H. Hilman Taufiq W.S., dr., M.Kes. selaku Ketua STIK Sebelas April
Sumedang;
3.
orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi;
4. semua pihak yang
telah membantu dalam menyusun makalah ini baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Akhirnya
penyusun makalah ini dapat selesai pada waktunya, saran dan kritik yang
bersifat membangun akan penulis terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.
Sumedang,
Desember 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................ ii
HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1
Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
1.2
Rumsan Masalah.......................................................................... 2
1.3
Tujuan dan Manfaat.................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................... 4
2.1
Tulang Pada Manusia ................................................................ 4
2.2
Pengertian Osteoporosis............................................................. 8
BAB III PEMBAHASAN......................................................................... 10
3.1
Faktor Yang Mempengaruhi Osteoporosisi................................ 10
3.2
Masalah Osteoporosis Sekunder................................................ 12
3.3
Penanganan Osteoporosis........................................................... 16
BAB IV PENUTUP .................................................................................. 21
4.1
Kesimpulan................................................................................. 21
4.2
Saran........................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Hidup sehat,
bugar, dan tetap aktif sekalipun di usia lanjut merupakan dambaan banyak orang.
Namun, seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pun berangsur – angsur
menurun dan berakibat timbulnya berbagai macam penyakit. Masalah kesehatan pada
usia lanjut yang sering di temui dan perlu mendapat perhatian adalah penyakit
osteoporosis. Osteoporosis atau pengoroposan tulang memang rawan menyerang
orang - orang berusia di atas 40 tahun, terutama pada kaum perempuan. Dari
hasil penelitian di amerika serikat pada orang berusia di atas 50 tahun, 1 dari
4 perempuan dan 1 dari 8 laki – laki terkena osteoporosis. Osteoporosis dapat
dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah
dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat
osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita
post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80
tahun. Sekitar 80% persen klien penyakit osteoporosis adalah wanita,
termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea).
Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena
osteoporosis.
Penyakit
osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena
penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada
pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause,
sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Jumlah usia lanjut di Indonesia
diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan
perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi
24 juta pada tahun 2015. Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang
dapat meningkatkan kesadaran akan ancaman osteoporosis di Indonesia adalah Prevalensi
osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%,
sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria
38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan
terjadi di Asia pada 2050. Mereka satu dari tiga perempuan dan satu dari lima
pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Dua dari lima orang
Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis.Berdasarkan data
Depkes, jumlah klien osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan
Negara dengan klien osteoporosis terbesar ke 2 setelah Negara Cina.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini antara lain adalah
1. Apa
saja yang menjadi faktor penyebab penyakit osteoporosis?
2. Apa
saja masalah dalam osteoporosis sekunder?
3. Bagaimana
cara penanganan penyakit osteoporosis?
1.3
Tujuan
dan Manfaat
a.
Tujuan
Tujuan
dalam pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut:
1.
Sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam mengetahui osteoporosis.
2.
Mampu melakukan pengkajian secara
menyeluruh pada klien dengan osteoporosis.
3.
Mampu membuat rencana tindakan perawatan
klien dengan osteoporosis.
4.
Mengetahui berbagai penanganan penyakit
osteoporosis.
b.
Manfaat
Manfaat dalam
pembuatan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu
tentang osteoporosis dan membantu penanganan osteoporosis yang dapat kapan saja
yang menyerang tulang pada manusia dalam usia muda maupun sudah masuk usia lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI
Manusia bisa bergerak
karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri,
melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat,
berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai
rangka tubuh manusia. Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai
berikut:
1.
Memberi bentuk tubuh, rangka
menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2.
Tempat melekatnya otot,
tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya
otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada
manusia.
3.
Pergerakan pada hewan
bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada
rangka tulang.
4.
Sistem kekebalan tubuh,
sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit
B yang membentuk antibodi.
5.
Perlindungan rangka
tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
·
Tulang tengkorak
melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
·
Tulang belakang melindungi
sumsum tulang belakang.
·
Tulang rusuk, tulang
belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
·
Tulang belikat dan tulang
selangka melindungi bahu.
·
Tulang usus dan tulang
belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul.
·
Tulang tempurung lutut
dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
·
Tulang pergelangan tangan dan
pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6.
Produksi sel darah, rangka
tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel
darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
7.
Penyimpanan matriks
tulang yang dapat menyimpan kalsium dan terlibat
dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi
dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
Rangka manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial) dan bagian
alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia
dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada
manusia dewasa umumnya. Bagian aksial terdiri dari:
1. Tulang tengkorak terdiri dari:
a. Tulang tempurung kepala (os cranium) yaitu: tulang dahi (os
frontale); tulang kepala belakang (os occipitale); tulang ubun-ubun (os
parietale); tulang tapis (os ethmoidale); Tulang baji (os sphenoidale); dan tulang
pelipis (os temporale).
b. Tulang muka (os splanchocranium) yaitu: tulang hidung (os
nasale); tulang langit-langit (os pallatum); tulang air mata (os lacrimale); tulang
rahang atas (os maxilla); tulang rahang bawah (os mandibula); tulang pipi (os
zygomaticum); tulang lidah (os hyoideum); dan tulang pisau luku (os vomer).
2. Tulang dada (os sternum) terdiri dari tiga bagian yaitu:
hulu (os manubrium sterni); badan (os corpus sterni); dan taju pedang (os
xiphoid prosesus).
3. Tulang rusuk (os costae) yaitu: tulang rusuk sejati (os
costae vera); tulang rusuk palsu (os costae sporia); dan tulang rusuk melayang
(os costae fluctuantes).
4. Tulang belakang (os vertebrae) yaitu: tulang leher (os
cervical); tulang punggung (os thoraxalis); tulang pinggang (os lumbar); tulang
kelangkang (os sacrum); dan tulang ekor (os cocigeus).
5. Tulang gelang bahu diantaranya: tulang belikat (os scapula);
dan tulang selangka (os clavicula).
6. Tulang gelang panggul diantaranya yaitu: tulang usus (os
illium); tulang pinggul (os pelvis); tulang duduk (os ichium) ; dan tulang
kemaluan (os pubis).
Bagian apendikuler
terdiri dari:
1.
Tulang lengan terdiri
dari: tulang lengan atas (os humerus); tulang hasta (os ulna); tulang pengumpil
(os radius); tulang pergelangan tangan (os carpal); tulang telapak tangan (os
metacarpal); tulang jari tangan (os phalanges manus).
2.
Tulang tungkai yaitu:
tulang paha (os femur); tulang tempurung lutut (os patella); tulang kering (os
tibia); tulang betis (os fibula); tulang pergelangan kaki (os tarsal); tulang
telapak kaki (os metatarsal); tulang jari kaki (os phalanges pedis).
2.2 Pengertian Osteoporosis
Kata osteoporosis berasal dari bahasa
yunani yaitu osteo yang berarti
tulang dan porous yang berarti
keropos. Menurut Endang Purwoastuti (2009) penyakit osteoporosis adalah
penyakit tulang yang dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang, yang
disertai dengan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat
menimbulkan kerapuhan pada tulang.
Arti sesungguhnya untuk kata
osteoporosis adalah “lubang di dalam
tulang”, merupakan deskripsi yang cukup akurat mengenai apa yang terjadi bila
mengalami kondisi ini. Pada osteoporosis, kualitas dan kepadatan jaringan
tulang di dalam tulang akan memburuk, sehingga terdapat lebih banyak ruang
kosong di dalamnya dan tulang menjadi lebih rapuh.
Ivy Alexander & Karla A. Knight
(2010) menjelaskan “Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang terdapat
pada tulang. Osteoporosis adalah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan
massa tulang. Osteoporosis adalah penyakit di mana tulang menjadi kurang padat,
kehilangan kekuatannya, dan kemungkinan besar patah” (h. 2). Sedangkan menurut
World Health Organisation(WHO) dan ahli (seperti dikutip Ferdinan Zaviera ,
2007) mengartikan osteoporosis sebagai penyakit yang ditandai dengan rendahnya
massa tulang dan memburuknyamikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan
kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Dimana
keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi
fraktur.
Dapat disimpulkan bahwa osteoporosis
adalah penurunan massa tulang yang membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan
akan keretakan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Osteoporosis
Seseorang akan mengalami osteoporosis
akan dipengaruhi oleh bebrapa faktor yang diantanya.
a.
Kekurangan
Kalsium
Kekurangan
kalsium terutama di masa kecil hingga remaja, saat pembentukan massa tulang
maksimal, dapat menjadi penyebab utama Osteoporosis.
b.
Faktor
Genetik
Bila
salah seorang anggota keluarga yang menderita Osteoporosis, kakek, nenek, atau
ibu tampak lebih pendek atau bungkuk seiring dengan pertambahan usia, maka
kemungkinan Anda menderita Osteoporosis 80 %, sedang sisanya tergantung pada
olahraga dan pola makan sehari-hari.
c.
Kekurangan
Vitamin D
Vitamin
D sangat penting untuk pembentukan tulang/penyerapan kalsium. Kekurangan
vitamin D sangat jarang diderita oleh penduduk Indonesia karena selalu mendapat
sinar matahari.
d.
Perubahan
Hormonal
Perubahan
hormonal seperti kasus menopause dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk
membentuk tulang. Dengan menurunya kadar estrogen, maka pembentukan tulang pada
wanita penderita menopause tidak efisien lagi.
a.
Obat-obatan
Pengobatan
penyakit tertentu dapat mengurangi massa tulang. Misalnya
obat cortisone untuk penyakit rematik dan asma, heparin untuk
penyakit jantung dan darah tinggi berdampak meningkatkan resiko Osteoporosis.
Pengobatan sinar radiasi dan kemoterapi juga mempengaruhi timbulnya
Osteoporosis.
b.
Gangguan
Fisiologi
Penyakit
pada usus kecil, hati dan pankreas serta faktor gaya hidup yang sering
mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok dapat mengurangi penyerapan
kalsium.
c.
Kafein
Mengkonsumsi
kafein atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh dan soft
drink secara berlebihan juga dapat meningkatkan pengeluaran air seni dan
tinja serta melarutkan kalsium sehingga terjadilah kekurangan kalsium.
d.
Penyerapan
Kalsium Rendah
Konsumsi
kalsium rendah yang disertai berkurangnya kemampuan tubuh menyerap kalsium pada
orang tua dapat menyebabkan osteoporosis.
e.
Kurang
Bergerak
Penurunan
massa tulang dapat terjadi bila kurang bergerak sehingga dapat memperparah
Osteoporosis. Ini terjadi pada seseorang yang duduk di kursi roda atau
beristirahat di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama.
f.
Stres
Jika
kita hobi menumpuk masalah dan memikirkannya sendiri, sehingga tak mudah
melepaskan diri dari beban pikiran yang menekan
g.
Uban
Dini
Apabila
rambut sudah mulai memutih lebih awal dari pada orang lain seusia kita, maka
dapat terkena risiko osteoporosis.
h.
Salah
Diet
Saat melakukan
diet yang salah dan terlalu ketat, sehingga tidak hanya membatasi asupan
makanan sumber energi tetapi makanan sumber vitamin-mineral. Tandanya:
Penurunan berat badan diikuti dengan gejala defisiensi, seperti kulit kasar,
bibir kering/pecah-pecah, mudah terserang influenza, badan loyo, dan kadang
disertai dengan mata berkunang-kunang, tidur tidak nyenyak dan bangun tidur
tidak terasa segar.
3.2 Masalah Osteoporosis Sekunder
Bila kekuatan tulang berkurang akibat
masalah kesehatan lain atau pengeobatannya, maka hal ini kadang-kadang disebut
sebagai osteoporosisi sekunder. Sejumlah obat dapat menyebabkan osteoporosis,
seperti steroid (misalanya digunakan untuk asma) dan imunosupresan (digunakan
setelah transplantasi organ dan selama pengobatan kanker). Masalah kesehatan
yang dapat menyebabkan kepadatan tulang yang rendah termasuk hal-hal dibawah
ini.
a.
Hipogonadisme
Meskipun hal ini dapat mengacu pada kadar estrogen
yang rendah pada wanita, namun lebih sering menggambarkan kadar testosteron
yang abnormal rendah pada pria, dialami kira-kira satu dari setiap dua ratus
pria di Inggris. Estrogen maupun tetosteron bekerja dalam tubuh untuk
mempertahankan kepadatan tulang.
b.
Hiperparatiroidisme
Kadar hormon paratiroid )hormon yang membantu
pngaturan kosentrasi kalsium dan darah) abnormal tinggi, dialami sekitar satu
dari seribu orang. Meskipun suntikan hormon ini setiap hari dapat digunakan
untuk mengobati osteoporosis, namun kadar yang tetap tinggi dapat meningkatkan
kecepatan perombakan tulang.
c.
Hiperteroidisme
Kadar hormon tiroid (hormon yang dihasilkan dalam
tubuh atau sebagai akibat penggunaan tablet tiroksin secara berlebihan)
abnormal tinggi, dialami sekitar 1% pada wanita, tetapi hanya satu dari seribu
orang pada pria di Inggris. Hormon tiroid yang berlebihan meningkatkan
kecepatan perombakan tulang.
d.
Sindrom
Cushing
Suatu kondisi yang jarang (hanya sekitar 5 kasus
baru per satu juta orang setiap tahun) dimana
tubuh terpapar oleh kadar hormon kortisol yang tinggi, menyebabkan
gejala seperti obesitas, kulit rapuh, kelemahan, kecemasan, dan depresi.
Kortisol merupakn steroid alami, dan sindrom Cushing dapat menyebabkan
osteoporosis dengan cara yang sama seperti obat steroid pada pengobatan jangka
panjang.
e.
Artitis
Reumatoid
Suatu kondisi jangka panjang yang sangat nyeri,
ditandai oleh peradangan pada lapisan sendi di antara tulang. Artritis
reumatoid dialami sekitar satu dari seratus orang, biasanya berusia antara
30-50 tahun. Artritis dapat membatasi tingkat aktivitas, yang kemudian dapat
berperan dalam terjadinya osteoporosis.
f.
Fibrosis
Kistik
Suatu penyakit keturuna yang etrjadi pada organ
seperti paru-paru, dimana paru terisi dengan lendir lengket sehingga membuat
paru tidak bisa bekerja dengan baik. Fibrosis kistik akhir-akhir ini dialami
sekitar 7500 orang Inggris terdapat peningkatan risiko osteoporosis akibat efek
langsung pada regenerasi tulang, hipogonadisme, maslah dengan absorpdi zat gizi
dari makana, mobilitas yang rendah, dan penggunaan obat steroid.
g.
Penyakit
Rang Usus
Suatu
kondisi di mana usus menjadi merah dan membengkak, sehingga mempengaruhi cara
tubuh dalam meyerap zat gizi sepert kalsium dan vitamin Ddari makanan.
h.
Penyakit
Seliaka
Disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencerna gluten
(suatu protein yang terdapat dalam gandum), penyakit ini menghalangi kempuan
penyerapan zat gizi seperti kalsium dan vitamin D.
i.
Gangguan
Makanan
Misalnya anoreksia dan bulimia, sehingga membatasi
jumalah kalsium dan vitami D yang tersedia untuk memprkuat tualang.
j.
Masalah
Pencernaan
Dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi pada makanan.
k.
Penyakit
Ginjal
Maslah dengan ginjal mempengaruhi catra tubuh dalam
mengontrol kadar zat gizi seperti kalsium dan fosfat. Hal ini dapat menyebabkan
hilangnya kekuatan tulang.
l.
Penyakit
Hati
Hati berperan untuk membuat zat baru dalam tubuh,
mengubah mengontrol bagaimana energi didistribusikan. Tidak mengejutkan bahwa
bila hati tidak bekerja dengan baik akan
mempengaruhi semua proses dalam tubuh, termasuk mempertahankan tulang yang
sehat.
m.
Penyakit
Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Berat
Kondisi paru jangka panjang dan tidak dapat
disembukan yang seringkali dialami oleh orang yang merokok.
n.
Cedera
Pada Sumsum Tualang Belakang
Mengurangi kepadatan tulang terutama akibat
kekurangan olahraga menahan beban.
3.3 Penanganan Osteoporosis
Dengan bekerja dalam kemitraan bersama
dokter, akan mampu untuk membangun stategi yang menjaga osteoporosis agar tetap
terkontrol, mengurangi kemungkinan patah tulang dimasa yang akan datang, dan
meminimalikan dampak buruk yang dapat terjadi di kehidupan manusia.
3.3.1
Mengenali
Sejak Dini
Tahap
pertama penanganan osteoporosisi yang tepat adalah mendapatkan diagnosis akurat
dari dokter. Karena osteoporosis bersifat tenang (silent), atau tidak menunjukan gejala apapun hingga terjadi patah
tulang pertama, maka sangat sulit untuk mengidentifikasi osteoporosis pada
tahap awal. Meskipun sebenarnya mungkin tidak mengalami osteoporosis, namun
terdapat sejumlah cara untuk menentukan apakah seseorang sedang dalam perjalanan
untuk mengalaminya, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan dan mencoba
untuk melindungi tulang dari pengroposan lebih lanjut.
3.3.2
Mendiagnosis
Osteoporosis
Bila
pergi menemui dokter umu karena menduga bahwa seseorang mungkin mengalami
osteoporosis, maka dokter akan menanyakan apa yang menyebabkan dugaan ini.
Dokter akan mendapatkan latar belakang riwayat kesehatan tertentu, namun
seseorang akan ditanya, seperti:
1. Apakah
orang tua atau saudara laki-laki atau perempuan Anda pernah mengalami
osteoporosis?
2. Apakah
Anda merasa mudah bergerak aktif?
3. Apakah
Anda menderita nyeri punggung? Apakah keluhan ini hilang timbul?
4. Apakah
Anda mengalami masalah dengan keseimbangan?
5. Apakah
Anda merokok?
6. Apakah
Anda banyak minum alkohol?
7. Apakah
Anda menderita gangguan makan saat Anda muda?
8. Apakah
Anda pernah tidak mengalami menstruasi (selain sedang hamil?
Seseorang akan menjalani pemeriksaan
fisik dan dokter ungkin memutuskan untuk melakukan tes darah. Tes ini dapat
digunakan untuk menyingkirkankemungkinan penyebab lain kerapuhan tulang
(misalnya kanker atau hipoginadisme). Terdapat pula tes darah dan urin yang
mengukur kadar pananda regenerasi tulang.
Satu-satunya cara definitf untuk
mengdiagnosis osteoporosis adalah dengan mengukur kepadatan tulang menggunakan
DXA scan. Meskipun DXA scan menggunakan radiasi untuk mengukur kepadatan
tulang, namun dosisnya sangat kecil-jauh lebih sedikit dari pada yang digunakan
pada sinar X dada normal. Biasanya scan hanya memeriksa tulang punggung bagian
bawah dan pinggul. Scan membutuhkan waktu kurang dari setengah jam dan
berbaring diatas alas yang rata tidak ada terowongan scanning juga tidak perlu
melepas pakaian.
3.3.3
Tujuan
Pengobatan
Berbagai
bentuk pengobatan osteoporosis bertujuan untuk memperlambat kecepatan
pengroposan tulang. Namun demikian, hubungan jelas antara kepadatan tulang
dengan resiko mengalami patah tulang. Pada prakteknya, tujuan yang ingin
dicapai oleh dokter adalah mengurangi frekuensi patah tulang, karena hal ini
dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan ketidaknyamana.
3.3.4
Perubahan
Gaya Hidup
Seperti
yang kita ketahui, dokter akan manasehati bagaimana harus memodifikasi gaya
hidup untuk meminimalkan penurunan kepadatan tulang. Bahkan bila memiliki nilai
T yang cenderung normal, beberapa saran ini akan membantu untuk mencegah
terkena osteoporosis dimasa yang akan datang.
a. Terapkan
Pola Makan yang Menunjang Tulang (bone-Friendly
diet)
b. Berolahragalah
Secara Teratur
c. Jangan
Merokok
d. Kurangi
Asupan Alkohol
e. Usahakan
untuk Mengurangi Resiko Jatuh
3.3.5
Pengobatan
Osteoporosis
Terdapat
berbagai terapai obat untuk mengobati osteoporosis. Diantaranya mungkin perlu
mencoba lebih dari satu pengobatan sebelum menempatkan satu obat yang sesuai
untuk kita. Bila dokter tidak yakin kita mendapatkan asupan kalsium yang
mencukupi dari makanan dan mendapat paparan sinar matahari yang cukup untuk
membuat vitamin D, maka kita akan dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen
kalsium dan vitami D.
a.
Bifosfonat
b.
Strontium Ranelata
c.
Selective Oestrogen Receptor Modulator
(SERM)
d.
Hormon Paratiroid
e.
Calcitoin
f.
Calcitriol
g.
Hormone replacement therapy
3.3.6
Pengobatan
Osteoporosis Sekunder
Seperti
yang telah kita ketahui, osteoporosis dianggap sekunder bila terjadi sebagai
komplikasi kondisi medis lain atau akibat pengobatannya. Contoh, kita mungkin
bisa menghentikan sementara pengobatan steorid, dan mungkin mengubah cara
penggunaan obat menjadi krim atau inhaler darpada bentuk tablet. Tindakan untuk
mengatasi masalah ini dengan menggunakan obat yang sesuai atau program
konseling, dan mungkin mengonsumsi suplemen kalsium, akan membantu menjaga
tulang tetap kuat pada kasus ini.
3.3.7
Pengobatan
Patah Tulang
Tulang sangat mampu untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, namun bila telah mengalami patah tulang, maka
proses penyembuhan dapat sedikit dibantu. Cara penanganan fraktur akan bergantung
pada lokasi terjadinya fraktur. Bila tulang pada lengan atau tungkai patah, maka dokter atau perawat
dirumah sakit akan melakukan imobilisasi tulang dengan gips untuk mnjamin bahwa
tulang tetap berada pada posisi benar saat tukang sedang dalam penyembuhan.
Bila mengalami patah tualng panggul maka biasanya akan membutuhkan pembedahan
untuk mengembalikan mobilitas. Hal ini
dapat meliputi pemasangan pin logam, atau bahkan pengganti total panggul
(biasanya terdiri dari kombinasi semen
plastik dengan stainless steel). Bila
mengalami patah tulang belakang (vetebra) maka dokter menyarankan untuk
melakukan prosedur yang disebut vetebroplasti.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manusia
bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Fungsi utama rangka tubuh manusia
adalah untuk memberi bentuk tubuh dan menjaga organ-organ di dalam tubuh
seperti jantung, paru-paru, otak dan organ yang lainnya. Banyak sekali penyakit
pengaruh dari tulang yang tidak sehat seperti salah satunya penyakit
osteoporosis. Osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang
membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan akan keretakan. Seseorang akan
terkena osteoporosis disebabkan kekurangan kalsium, kekurangan vitamin D, dan
kurangnya bergerak. Bila kekuatan tulang berkurang akibat masalah kesehatan
lain atau pengeobatannya, maka hal ini kadang-kadang disebut sebagai
osteoporosis sekunder.
Penanganan osteoporosis harus dikenali
sejak dini, menjaga osteoporosis agar tetap terkontrol, mengurangi kemungkinan
patah tulang dimasa yang akan datang, dan meminimalikan dampak buruk yang dapat
terjadi di kehidupan manusia. Mendiagnosis penyakit ini bisa dilakukan oleh
dokter maupun oleh kita sendiri. Tujuan pengobatan untuk memperlambat kecepatan
pengroposan tulang. Perubahan pola hidup pun harus kita atur sesuai dengan
kondisi kita. Pengobatan osteoposis bisa dilakukan
dengan memakan suplemen kalsium dan paparan dari sinar matahari untuk vitamin
D. Pengobatan fraktur (patah tulang) maka pengobatannya dapat meliputi
pemasangan pin logam, atau bahkan pengganti total panggul.
4.2 Saran
Osteopoosis adalah masalah penyakit
tulang yang sangat berpengaruh penting dalam proses kita dalam hidup. Menjaga tulang
tetap sehat tidaklah mudah. Kita bergerak bebas kesana kemari karna tulang kita
sehat, namun pengeroposan tulang itu terkadang kita tidak mengetahui adanya
tanda-tanda kita mengalami osteporosis. Kita harus terbiasa untuk mengecek kepadatan
tulang kita ke dokter. Lebih baik kita menjaga tulang kita dari sedini mukin
untuk hidup tetap sehat dan bergerak bebas menghadapi masa depan yang lebih
baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Astikawati, Rina dan Amalia Safitri, ed. 2007. Simple Guide Osteoporosis.
Jakarta
Pusat: Erlangga.
http://sehatbreww.blogspot.com/2013/10/makalah-askep-osteoporosis.html