Jumat, 26 Desember 2014

MAKALAH
HUBUNGAN PENGETAHUAN UNTUK
PENANGANAN OSTEOPOROSIS

diajukan untuk memenuhi salah satu ujian akhir semester
pada mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Bapak Nicko Asmara Sukarso, Drs

Disusun Oleh
Halimah Tusholihah
NPM 1410105126








PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIK) SEBELAS APRIL SUMEDANG

2014

KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohim
            Puji  dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Alloh Swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, kepada  keluarganya, para sahabatnya hingga kepada umatnya yang istiqomah di jalan Alloh Swt.
Pada prosesnya penulis menyadari bahwa terdapat kesulitan dan hambatan dalam penyelesaian makalah ini. Namun, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Untuk Penanganan Osteoporosis”.
          Adapun maksud pembuatan makalah ini adalah memenuhi tugas ujian akhir semester mata kuliah Bahasa Indonesia. Dalam penysusnan makalah ini, penulis mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1.             Bapak Nicko Asmara Sukarso,Drs selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia:
2.             Bapak H. Hilman Taufiq W.S., dr., M.Kes. selaku Ketua STIK Sebelas April Sumedang;
3.             orang tua kami yang telah membantu baik moril maupun materi;
4.        semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini baik secara langsung maupun tidak langsung.
          Akhirnya penyusun makalah ini dapat selesai pada waktunya, saran dan kritik yang bersifat membangun akan penulis terima. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca.

Sumedang, Desember 2014

                                                                                                                         Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................        i
HALAMAN KATA PENGANTAR........................................................         ii
HALAMAN DAFTAR ISI.......................................................................        iv
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................        1
1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................        1
1.2 Rumsan Masalah..........................................................................       2
1.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................         3
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................        4
2.1 Tulang Pada Manusia ................................................................        4
2.2 Pengertian Osteoporosis.............................................................        8
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................        10
3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Osteoporosisi................................         10
3.2 Masalah Osteoporosis Sekunder................................................        12
3.3 Penanganan Osteoporosis...........................................................       16
BAB IV PENUTUP ..................................................................................        21
4.1 Kesimpulan.................................................................................       21
4.2 Saran...........................................................................................      22
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1         Latar Belakang
Hidup sehat, bugar, dan tetap aktif sekalipun di usia lanjut merupakan dambaan banyak orang. Namun, seiring bertambahnya usia, fungsi organ tubuh pun berangsur – angsur menurun dan berakibat timbulnya berbagai macam penyakit. Masalah kesehatan pada usia lanjut yang sering di temui dan perlu mendapat perhatian adalah penyakit osteoporosis. Osteoporosis atau pengoroposan tulang memang rawan menyerang orang - orang berusia di atas 40 tahun, terutama pada kaum perempuan. Dari hasil penelitian di amerika serikat pada orang berusia di atas 50 tahun, 1 dari 4 perempuan dan 1 dari 8 laki – laki terkena osteoporosis. Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3 wanita post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun. Sekitar 80% persen klien penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi (amenorrhea). Hilangnya hormon estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis.
Penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Jumlah usia lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-2025, sedangkan perempuan menopause yang tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta akan naik menjadi 24 juta pada tahun 2015. Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan kesadaran akan ancaman osteoporosis di Indonesia adalah Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita sebanyak 18-36%, sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%, pria 38%. Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia kemungkinan terjadi di Asia pada 2050. Mereka satu dari tiga perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis atau keretakan tulang. Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis.Berdasarkan data Depkes, jumlah klien osteoporosis di Indonesia jauh lebih besar dan merupakan Negara dengan klien osteoporosis terbesar ke 2 setelah Negara Cina.

1.2              Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini antara lain adalah
1.      Apa saja yang menjadi faktor penyebab penyakit osteoporosis?
2.      Apa saja masalah dalam osteoporosis sekunder?
3.      Bagaimana cara penanganan penyakit osteoporosis?

1.3         Tujuan dan Manfaat
a.             Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagi berikut:
1.             Sebagai proses pembelajaran mahasiswa dalam mengetahui osteoporosis.
2.             Mampu melakukan pengkajian secara menyeluruh pada klien dengan osteoporosis.
3.             Mampu membuat rencana tindakan perawatan klien dengan osteoporosis.
4.             Mengetahui berbagai penanganan penyakit osteoporosis.
b.             Manfaat
Manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah kita dapat mempelajari dan mendapatkan ilmu tentang osteoporosis dan membantu penanganan osteoporosis yang dapat kapan saja yang menyerang tulang pada manusia dalam usia muda maupun sudah masuk usia lanjut.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Tulang Pada Manusia

Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Rangka tersebut tidak dapat bergerak sendiri, melainkan dibantu oleh otot. Dengan adanya kerja sama antara rangka dan otot, manusia dapat melompat, berjalan, bergoyang, berlari, dan sebagainya. Berikut dijelaskan mengenai rangka tubuh manusia. Rangka tubuh manusia memiliki fungsi utama sebagai berikut:
1.            Memberi bentuk tubuh, rangka menyediakan kerangka bagi tubuh sehingga menyokong dan menjaga bentuk tubuh.
2.            Tempat melekatnya otot, tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia menjadi tempat melekatnya otot. Tulang dan otot ini bersama-sama memungkinkan terjadinya pergerakan pada manusia.
3.            Pergerakan pada hewan bertulang belakang (vertebrae) bergantung kepada otot rangka, yang melekat pada rangka tulang.
4.            Sistem kekebalan tubuh, sumsum tulang menghasilkan beberapa sel-sel imunitas. Contohnya adalah limfosit B yang membentuk antibodi.
5.            Perlindungan rangka tubuh melindungi beberapa organ vital yakni:
·         Tulang tengkorak melindungi otak, mata, telinga bagian tengah dan dalam.
·         Tulang belakang melindungi sumsum tulang belakang.
·         Tulang rusuk, tulang belakang, dan tulang dada melindungi paru-paru dan jantung.
·         Tulang belikat dan tulang selangka melindungi bahu.
·         Tulang usus dan tulang belakang melindungi sistem ekskresi, sistem pencernaan, dan pinggul.
·         Tulang tempurung lutut dan tulang hasta melindungi lutut dan siku.
·         Tulang pergelangan tangan dan pergelangan kaki melindungi pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
6.            Produksi sel darah, rangka tubuh adalah tempat terjadinya haematopoiesis, yaitu tempat pembentukan sel darah. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel darah.
7.            Penyimpanan matriks tulang yang dapat menyimpan kalsium dan terlibat dalam metabolisme kalsium. Sumsum tulang mampu menyimpan zat besi dalam bentuk ferritin dan terlibat dalam metabolisme zat besi.
Rangka manusia dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu bagian poros tubuh (aksial) dan bagian alat gerak (apendikular). Bagian aksial terdiri atas 80 tulang pada manusia dewasa umumnya. Sedangkan bagian apendikular terdiri atas 126 tulang pada manusia dewasa umumnya. Bagian aksial terdiri dari:
1.      Tulang tengkorak terdiri dari:
a.       Tulang tempurung kepala (os cranium) yaitu: tulang dahi (os frontale); tulang kepala belakang (os occipitale); tulang ubun-ubun (os parietale); tulang tapis (os ethmoidale); Tulang baji (os sphenoidale); dan tulang pelipis (os temporale).
b.      Tulang muka (os splanchocranium) yaitu: tulang hidung (os nasale); tulang langit-langit (os pallatum); tulang air mata (os lacrimale); tulang rahang atas (os maxilla); tulang rahang bawah (os mandibula); tulang pipi (os zygomaticum); tulang lidah (os hyoideum); dan tulang pisau luku (os vomer).
2.      Tulang dada (os sternum) terdiri dari tiga bagian yaitu: hulu (os manubrium sterni); badan (os corpus sterni); dan taju pedang (os xiphoid prosesus).
3.      Tulang rusuk (os costae) yaitu: tulang rusuk sejati (os costae vera); tulang rusuk palsu (os costae sporia); dan tulang rusuk melayang (os costae fluctuantes).
4.      Tulang belakang (os vertebrae) yaitu: tulang leher (os cervical); tulang punggung (os thoraxalis); tulang pinggang (os lumbar); tulang kelangkang (os sacrum); dan tulang ekor (os cocigeus).
5.      Tulang gelang bahu diantaranya: tulang belikat (os scapula); dan tulang selangka (os clavicula).
6.      Tulang gelang panggul diantaranya yaitu: tulang usus (os illium); tulang pinggul (os pelvis); tulang duduk (os ichium) ; dan tulang kemaluan (os pubis).
Bagian apendikuler terdiri dari:
1.            Tulang lengan terdiri dari: tulang lengan atas (os humerus); tulang hasta (os ulna); tulang pengumpil (os radius); tulang pergelangan tangan (os carpal); tulang telapak tangan (os metacarpal); tulang jari tangan (os phalanges manus).
2.            Tulang tungkai yaitu: tulang paha (os femur); tulang tempurung lutut (os patella); tulang kering (os tibia); tulang betis (os fibula); tulang pergelangan kaki (os tarsal); tulang telapak kaki (os metatarsal); tulang jari kaki (os phalanges pedis).
2.2 Pengertian Osteoporosis
Kata osteoporosis berasal dari bahasa yunani yaitu osteo yang berarti tulang dan porous yang berarti keropos. Menurut Endang Purwoastuti (2009) penyakit osteoporosis adalah penyakit tulang yang dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan tulang, yang disertai dengan penurunan kualitas jaringan tulang yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerapuhan pada tulang.
Arti sesungguhnya untuk kata osteoporosis  adalah “lubang di dalam tulang”, merupakan deskripsi yang cukup akurat mengenai apa yang terjadi bila mengalami kondisi ini. Pada osteoporosis, kualitas dan kepadatan jaringan tulang di dalam tulang akan memburuk, sehingga terdapat lebih banyak ruang kosong di dalamnya dan tulang menjadi lebih rapuh.
Ivy Alexander & Karla A. Knight (2010) menjelaskan “Osteoporosis merupakan salah satu penyakit yang terdapat pada tulang. Osteoporosis adalah penyakit yang dapat menyebabkan penurunan massa tulang. Osteoporosis adalah penyakit di mana tulang menjadi kurang padat, kehilangan kekuatannya, dan kemungkinan besar patah” (h. 2). Sedangkan menurut World Health Organisation(WHO) dan ahli (seperti dikutip Ferdinan Zaviera , 2007) mengartikan osteoporosis sebagai penyakit yang ditandai dengan rendahnya massa tulang dan memburuknyamikrostruktural jaringan tulang, yang menyebabkan kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Dimana keadaan tersebut tidak memberikan keluhan klinis, kecuali apabila telah terjadi fraktur.
Dapat disimpulkan bahwa osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan akan keretakan.

BAB III
PEMBAHASAN

3.1  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Osteoporosis
Seseorang akan mengalami osteoporosis akan dipengaruhi oleh bebrapa faktor yang diantanya.
a.      Kekurangan Kalsium
Kekurangan kalsium terutama di masa kecil hingga remaja, saat pembentukan massa tulang maksimal, dapat menjadi penyebab utama Osteoporosis.
b.      Faktor Genetik
Bila salah seorang anggota keluarga yang menderita Osteoporosis, kakek, nenek, atau ibu tampak lebih pendek atau bungkuk seiring dengan pertambahan usia, maka kemungkinan Anda menderita Osteoporosis 80 %, sedang sisanya tergantung pada olahraga dan pola makan sehari-hari.
c.       Kekurangan Vitamin D
Vitamin D sangat penting untuk pembentukan tulang/penyerapan kalsium. Kekurangan vitamin D sangat jarang diderita oleh penduduk Indonesia karena selalu mendapat sinar matahari.
d.      Perubahan Hormonal 
Perubahan hormonal seperti kasus menopause dapat menurunkan kemampuan tubuh untuk membentuk tulang. Dengan menurunya kadar estrogen, maka pembentukan tulang pada wanita penderita menopause tidak efisien lagi.
a.      Obat-obatan
Pengobatan penyakit tertentu dapat mengurangi massa tulang. Misalnya obat cortisone untuk penyakit rematik dan asma, heparin untuk penyakit jantung dan darah tinggi berdampak meningkatkan resiko Osteoporosis. Pengobatan sinar radiasi dan kemoterapi juga mempengaruhi timbulnya Osteoporosis.
b.      Gangguan Fisiologi
Penyakit pada usus kecil, hati dan pankreas serta faktor gaya hidup yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan merokok dapat mengurangi penyerapan kalsium.
c.       Kafein
Mengkonsumsi kafein atau minuman yang mengandung kafein, seperti kopi, teh dan soft drink secara berlebihan juga dapat meningkatkan pengeluaran air seni dan tinja serta melarutkan kalsium sehingga terjadilah kekurangan kalsium.
d.      Penyerapan Kalsium Rendah
Konsumsi kalsium rendah yang disertai berkurangnya kemampuan tubuh menyerap kalsium pada orang tua dapat menyebabkan osteoporosis.
e.       Kurang Bergerak
Penurunan massa tulang dapat terjadi bila kurang bergerak sehingga dapat memperparah Osteoporosis. Ini terjadi pada seseorang yang duduk di kursi roda atau beristirahat di tempat tidur dalam jangka waktu yang lama.
f.       Stres
Jika kita hobi menumpuk masalah dan memikirkannya sendiri, sehingga tak mudah melepaskan diri dari beban pikiran yang menekan
g.      Uban Dini
Apabila rambut sudah mulai memutih lebih awal dari pada orang lain seusia kita, maka dapat terkena risiko osteoporosis.
h.      Salah Diet
Saat melakukan diet yang salah dan terlalu ketat, sehingga tidak hanya membatasi asupan makanan sumber energi tetapi makanan sumber vitamin-mineral. Tandanya: Penurunan berat badan diikuti dengan gejala defisiensi, seperti kulit kasar, bibir kering/pecah-pecah, mudah terserang influenza, badan loyo, dan kadang disertai dengan mata berkunang-kunang, tidur tidak nyenyak dan bangun tidur tidak terasa segar.
3.2 Masalah Osteoporosis Sekunder
Bila kekuatan tulang berkurang akibat masalah kesehatan lain atau pengeobatannya, maka hal ini kadang-kadang disebut sebagai osteoporosisi sekunder. Sejumlah obat dapat menyebabkan osteoporosis, seperti steroid (misalanya digunakan untuk asma) dan imunosupresan (digunakan setelah transplantasi organ dan selama pengobatan kanker). Masalah kesehatan yang dapat menyebabkan kepadatan tulang yang rendah termasuk hal-hal dibawah ini.
a.      Hipogonadisme
Meskipun hal ini dapat mengacu pada kadar estrogen yang rendah pada wanita, namun lebih sering menggambarkan kadar testosteron yang abnormal rendah pada pria, dialami kira-kira satu dari setiap dua ratus pria di Inggris. Estrogen maupun tetosteron bekerja dalam tubuh untuk mempertahankan kepadatan tulang.
b.      Hiperparatiroidisme
Kadar hormon paratiroid )hormon yang membantu pngaturan kosentrasi kalsium dan darah) abnormal tinggi, dialami sekitar satu dari seribu orang. Meskipun suntikan hormon ini setiap hari dapat digunakan untuk mengobati osteoporosis, namun kadar yang tetap tinggi dapat meningkatkan kecepatan perombakan tulang.
c.       Hiperteroidisme
Kadar hormon tiroid (hormon yang dihasilkan dalam tubuh atau sebagai akibat penggunaan tablet tiroksin secara berlebihan) abnormal tinggi, dialami sekitar 1% pada wanita, tetapi hanya satu dari seribu orang pada pria di Inggris. Hormon tiroid yang berlebihan meningkatkan kecepatan perombakan tulang.
d.      Sindrom Cushing
Suatu kondisi yang jarang (hanya sekitar 5 kasus baru per satu juta orang setiap tahun) dimana  tubuh terpapar oleh kadar hormon kortisol yang tinggi, menyebabkan gejala seperti obesitas, kulit rapuh, kelemahan, kecemasan, dan depresi. Kortisol merupakn steroid alami, dan sindrom Cushing dapat menyebabkan osteoporosis dengan cara yang sama seperti obat steroid pada pengobatan jangka panjang.
e.       Artitis Reumatoid
Suatu kondisi jangka panjang yang sangat nyeri, ditandai oleh peradangan pada lapisan sendi di antara tulang. Artritis reumatoid dialami sekitar satu dari seratus orang, biasanya berusia antara 30-50 tahun. Artritis dapat membatasi tingkat aktivitas, yang kemudian dapat berperan dalam terjadinya osteoporosis.
f.       Fibrosis Kistik
Suatu penyakit keturuna yang etrjadi pada organ seperti paru-paru, dimana paru terisi dengan lendir lengket sehingga membuat paru tidak bisa bekerja dengan baik. Fibrosis kistik akhir-akhir ini dialami sekitar 7500 orang Inggris terdapat peningkatan risiko osteoporosis akibat efek langsung pada regenerasi tulang, hipogonadisme, maslah dengan absorpdi zat gizi dari makana, mobilitas yang rendah, dan penggunaan obat steroid.
g.      Penyakit Rang Usus
Suatu kondisi di mana usus menjadi merah dan membengkak, sehingga mempengaruhi cara tubuh dalam meyerap zat gizi sepert kalsium dan vitamin Ddari makanan.
h.      Penyakit Seliaka
Disebabkan oleh ketidakmampuan untuk mencerna gluten (suatu protein yang terdapat dalam gandum), penyakit ini menghalangi kempuan penyerapan zat gizi seperti kalsium dan vitamin D.
i.        Gangguan Makanan
Misalnya anoreksia dan bulimia, sehingga membatasi jumalah kalsium dan vitami D yang tersedia untuk memprkuat tualang.
j.        Masalah Pencernaan
Dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi pada makanan.
k.      Penyakit Ginjal
Maslah dengan ginjal mempengaruhi catra tubuh dalam mengontrol kadar zat gizi seperti kalsium dan fosfat. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kekuatan tulang.
l.        Penyakit Hati
Hati berperan untuk membuat zat baru dalam tubuh, mengubah mengontrol bagaimana energi didistribusikan. Tidak mengejutkan bahwa bila hati tidak bekerja dengan baik  akan mempengaruhi semua proses dalam tubuh, termasuk mempertahankan tulang yang sehat.
m.    Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Berat
Kondisi paru jangka panjang dan tidak dapat disembukan yang seringkali dialami oleh orang yang merokok.
n.      Cedera Pada Sumsum Tualang Belakang
Mengurangi kepadatan tulang terutama akibat kekurangan olahraga menahan beban.
3.3 Penanganan Osteoporosis
Dengan bekerja dalam kemitraan bersama dokter, akan mampu untuk membangun stategi yang menjaga osteoporosis agar tetap terkontrol, mengurangi kemungkinan patah tulang dimasa yang akan datang, dan meminimalikan dampak buruk yang dapat terjadi di kehidupan manusia.
3.3.1        Mengenali Sejak Dini
Tahap pertama penanganan osteoporosisi yang tepat adalah mendapatkan diagnosis akurat dari dokter. Karena osteoporosis bersifat tenang (silent), atau tidak menunjukan gejala apapun hingga terjadi patah tulang pertama, maka sangat sulit untuk mengidentifikasi osteoporosis pada tahap awal. Meskipun sebenarnya mungkin tidak mengalami osteoporosis, namun terdapat sejumlah cara untuk menentukan apakah seseorang sedang dalam perjalanan untuk mengalaminya, sehingga dapat mengambil tindakan pencegahan dan mencoba untuk melindungi tulang dari pengroposan lebih lanjut.
3.3.2        Mendiagnosis Osteoporosis
Bila pergi menemui dokter umu karena menduga bahwa seseorang mungkin mengalami osteoporosis, maka dokter akan menanyakan apa yang menyebabkan dugaan ini. Dokter akan mendapatkan latar belakang riwayat kesehatan tertentu, namun seseorang akan ditanya, seperti:
1.      Apakah orang tua atau saudara laki-laki atau perempuan Anda pernah mengalami osteoporosis?
2.      Apakah Anda merasa mudah bergerak aktif?
3.      Apakah Anda menderita nyeri punggung? Apakah keluhan ini hilang timbul?
4.      Apakah Anda mengalami masalah dengan keseimbangan?
5.      Apakah Anda merokok?
6.      Apakah Anda banyak minum alkohol?
7.      Apakah Anda menderita gangguan makan saat Anda muda?
8.      Apakah Anda pernah tidak mengalami menstruasi (selain sedang hamil?
Seseorang akan menjalani pemeriksaan fisik dan dokter ungkin memutuskan untuk melakukan tes darah. Tes ini dapat digunakan untuk menyingkirkankemungkinan penyebab lain kerapuhan tulang (misalnya kanker atau hipoginadisme). Terdapat pula tes darah dan urin yang mengukur kadar pananda regenerasi tulang.
Satu-satunya cara definitf untuk mengdiagnosis osteoporosis adalah dengan mengukur kepadatan tulang menggunakan DXA scan. Meskipun DXA scan menggunakan radiasi untuk mengukur kepadatan tulang, namun dosisnya sangat kecil-jauh lebih sedikit dari pada yang digunakan pada sinar X dada normal. Biasanya scan hanya memeriksa tulang punggung bagian bawah dan pinggul. Scan membutuhkan waktu kurang dari setengah jam dan berbaring diatas alas yang rata tidak ada terowongan scanning juga tidak perlu melepas pakaian.
3.3.3   Tujuan Pengobatan
Berbagai bentuk pengobatan osteoporosis bertujuan untuk memperlambat kecepatan pengroposan tulang. Namun demikian, hubungan jelas antara kepadatan tulang dengan resiko mengalami patah tulang. Pada prakteknya, tujuan yang ingin dicapai oleh dokter adalah mengurangi frekuensi patah tulang, karena hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan ketidaknyamana.
3.3.4   Perubahan Gaya Hidup
Seperti yang kita ketahui, dokter akan manasehati bagaimana harus memodifikasi gaya hidup untuk meminimalkan penurunan kepadatan tulang. Bahkan bila memiliki nilai T yang cenderung normal, beberapa saran ini akan membantu untuk mencegah terkena osteoporosis dimasa yang akan datang.
a.       Terapkan Pola Makan yang Menunjang Tulang (bone-Friendly diet)
b.      Berolahragalah Secara Teratur
c.       Jangan Merokok
d.      Kurangi Asupan Alkohol
e.       Usahakan untuk Mengurangi Resiko Jatuh
3.3.5   Pengobatan Osteoporosis
Terdapat berbagai terapai obat untuk mengobati osteoporosis. Diantaranya mungkin perlu mencoba lebih dari satu pengobatan sebelum menempatkan satu obat yang sesuai untuk kita. Bila dokter tidak yakin kita mendapatkan asupan kalsium yang mencukupi dari makanan dan mendapat paparan sinar matahari yang cukup untuk membuat vitamin D, maka kita akan dianjurkan untuk mengkonsumsi suplemen kalsium dan vitami D.
a.             Bifosfonat
b.             Strontium Ranelata
c.             Selective Oestrogen Receptor Modulator (SERM)
d.            Hormon Paratiroid
e.             Calcitoin
f.              Calcitriol
g.             Hormone replacement therapy
3.3.6   Pengobatan Osteoporosis Sekunder
Seperti yang telah kita ketahui, osteoporosis dianggap sekunder bila terjadi sebagai komplikasi kondisi medis lain atau akibat pengobatannya. Contoh, kita mungkin bisa menghentikan sementara pengobatan steorid, dan mungkin mengubah cara penggunaan obat menjadi krim atau inhaler darpada bentuk tablet. Tindakan untuk mengatasi masalah ini dengan menggunakan obat yang sesuai atau program konseling, dan mungkin mengonsumsi suplemen kalsium, akan membantu menjaga tulang tetap kuat pada kasus ini.
3.3.7   Pengobatan Patah Tulang
Tulang sangat mampu untuk menyembuhkan dirinya sendiri, namun bila telah mengalami patah tulang, maka proses penyembuhan dapat sedikit dibantu. Cara penanganan fraktur akan bergantung pada lokasi terjadinya fraktur. Bila tulang pada lengan  atau tungkai patah, maka dokter atau perawat dirumah sakit akan melakukan imobilisasi tulang dengan gips untuk mnjamin bahwa tulang tetap berada pada posisi benar saat tukang sedang dalam penyembuhan. Bila mengalami patah tualng panggul maka biasanya akan membutuhkan pembedahan untuk mengembalikan mobilitas. Hal ini  dapat meliputi pemasangan pin logam, atau bahkan pengganti total panggul (biasanya terdiri dari kombinasi  semen plastik dengan stainless steel). Bila mengalami patah tulang belakang (vetebra) maka dokter menyarankan untuk melakukan prosedur yang disebut vetebroplasti.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
     Manusia bisa bergerak karena ada rangka dan otot. Fungsi utama rangka tubuh manusia adalah untuk memberi bentuk tubuh dan menjaga organ-organ di dalam tubuh seperti jantung, paru-paru, otak dan organ yang lainnya. Banyak sekali penyakit pengaruh dari tulang yang tidak sehat seperti salah satunya penyakit osteoporosis. Osteoporosis adalah penurunan massa tulang yang membuat tulang menjadi tidak padat dan rawan akan keretakan. Seseorang akan terkena osteoporosis disebabkan kekurangan kalsium, kekurangan vitamin D, dan kurangnya bergerak. Bila kekuatan tulang berkurang akibat masalah kesehatan lain atau pengeobatannya, maka hal ini kadang-kadang disebut sebagai osteoporosis sekunder.
Penanganan osteoporosis harus dikenali sejak dini, menjaga osteoporosis agar tetap terkontrol, mengurangi kemungkinan patah tulang dimasa yang akan datang, dan meminimalikan dampak buruk yang dapat terjadi di kehidupan manusia. Mendiagnosis penyakit ini bisa dilakukan oleh dokter maupun oleh kita sendiri. Tujuan pengobatan untuk memperlambat kecepatan pengroposan tulang. Perubahan pola hidup pun harus kita atur sesuai dengan kondisi kita. Pengobatan osteoposis bisa dilakukan dengan memakan suplemen kalsium dan paparan dari sinar matahari untuk vitamin D. Pengobatan fraktur (patah tulang) maka pengobatannya dapat meliputi pemasangan pin logam, atau bahkan pengganti total panggul.

4.2 Saran
Osteopoosis adalah masalah penyakit tulang yang sangat berpengaruh penting dalam proses kita dalam hidup. Menjaga tulang tetap sehat tidaklah mudah. Kita bergerak bebas kesana kemari karna tulang kita sehat, namun pengeroposan tulang itu terkadang kita tidak mengetahui adanya tanda-tanda kita mengalami osteporosis. Kita harus terbiasa untuk mengecek kepadatan tulang kita ke dokter. Lebih baik kita menjaga tulang kita dari sedini mukin untuk hidup tetap sehat dan bergerak bebas menghadapi masa depan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Astikawati, Rina dan Amalia Safitri, ed. 2007. Simple Guide Osteoporosis.
       Jakarta Pusat: Erlangga.
http://sehatbreww.blogspot.com/2013/10/makalah-askep-osteoporosis.html

2 komentar:

  1. Oriental Emperor Casino | Shootercasino
    Play 메리트 카지노 the most exciting casino 온카지노 games 제왕 카지노 from the best suppliers at shootercasino.com. Free Spins. Up to 1,000x your bonus + 100% bonus + 100% extra

    BalasHapus
  2. MGM Resorts' Casino in Atlantic City is going to get a new
    A look at 원주 출장샵 MGM 태백 출장마사지 Resorts' casinos' new casino project, 경기도 출장안마 as 광주광역 출장마사지 well as how it's coming to market. 안양 출장샵 According to a new report by

    BalasHapus